[أسطورة حورية البحر]|الإكسير يجتذب الآن سباق الشياطين للمنافسة!|جين نينغ/تشانغ ون جون/شين كاي|YOUKU

[Semua masyarakat mempercayai legenda itu.] [Tungku Puluhan Ribu Roh di Aula Changsheng…] […menyerap aura bumi selama 500 tahun lamanya,…] […memakai puluhan ribu jenis obat…] […baru bisa menciptakan sebuah Pil Hidup Abadi.] [Demi meracik obat ini,…] […Kaisar mengabaikan nasib rakyat dan menelantarkan urusan negara.] [Bahkan menangkap banyak peracik obat di masyarakat…]

[…menahan mereka untuk meracik obat di Aula Changsheng.] [Sedangkan Kaisar…] […malah melewati hari-harinya dengan bersenang-senang.] [Apa daya.] [Kaisar yang begitu terhormat pun…] […tidak bisa terbebas dari hidup, tua, sakit dan mati.] Kaisar. Aku tidak akan mati. Kaisar. [Legenda Ikan Duyung] Kaisar sudah wafat! Guru. Apakah sungguh ada Pil Hidup Abadi?

Qingfeng, sifatmu yang paling baik, punya hati welas asih. Akan kuwariskan posisi Penerus Aula Changsheng ke-19 padamu. [Masalah di dunia memang sulit diprediksi seperti ini.] [Kaisar baru saja wafat.] [Akhirnya…] […Pil Hidup Abadi ini…] […sudah berhasil dibuat.] Lapor, Kasim. Pil Hidup Abadi berhasil dibuat. Kita segera berangkat menuju Aula Changsheng.

Harus sampai lebih dulu dari mereka dan mengambil Pil Hidup Abadi. Mulai hari ini, kalian adalah Penerus Aula Changsheng ke-19. Guru tidak pergi, aku juga tidak pergi. Turuti Guru. Cepat pergi. Aku tidak mau pergi. Cepat pergi. Kalian segera menuju ke Desa Xianyu. Jika tidak mendapatkan kabar dari Guru,…

…maka kalian tidak boleh kembali ke Aula Changsheng. Cepat pergi. Pendeta Ding. [Aula Changsheng] Cepat serahkan pilnya. Kaisar sedang sakit. Aku tahu Kaisar sudah wafat. Kalian ingin memiliki pil itu, ‘kan? Maafkan aku tidak bisa melakukannya. Kurang ajar! [Lima belas tahun kemudian] Ayo cepat, kereta sudah datang. Aduh, si Gendut ini menikah lagi?

Jodohnya sungguh bagus. Orang kaya memang berbeda. Aduh. Sering sekali ganti pengantin. – Benar. – Benar. Mari, istriku, hati-hati. Wah, cantik sekali. Sungguh wanita cantik. Gadis ini tidak pandai menilai. Kenapa menikah dengan orang ini? Nona kau begitu cantik. Kenapa menikah dengan orang jelek itu? Aduh, dasar. Benar. Dia seperti Zhu Bajie di dunia manusia.

Betapa bagusnya jika menikah denganku. Jangan rebut, ini milikku. Aduh, kau sungguh beruntung. Punya keberuntungan. Dia cukup tampan juga. Pengantin dan dia cukup serasi juga. Benar, ‘kan? Lihatlah, betapa serasinya. Betapa bagusnya jika bersama. Aku berterima kasih pada Tuan Muda. Bantuan kecil saja. Tidak perlu berterima kasih. Mau apa? Kalian jatuh cinta pada pandangan pertama?

Lihatlah bocah ini. Apakah tidak malu? Ayo, istriku, kita pulang. Aduh, wanita cantik sudah diambil orang jelek. Ayo, pergi. Ayo, kita pergi. Naikkan tandu. Aku yang buka jalan ini. Bunga ini… Cepat lari! Bandit datang lagi! Kak, puisi belum selesai dibaca, mereka sudah lari. Baiklah, tunggu kuselesaikan puisinya dulu. Aku yang petik bunga ini.

Jika mau lewati jalan ini,… …maka tinggalkan istrimu. Kenapa kalian lagi? Ka… Kakak. Kenapa kalian merampokku lagi? Demi pernikahan ini, keluargaku sudah menjual rumah dan tanah,… …barulah aku bisa mendapatkan istri ini. Mohon berilah ampunan. Ampuni aku kali ini. Aku sudah berusia 28 tahun sekarang. Apakah kau merasa kami terlihat tidak punya uang?

Ini adalah bosku. Tahun ini sudah berusia 25 tahun dan hanya punya lima istri. Sekarang kami ingin cari istri ke-6 agar melahirkan anak untuknya. Tidak boleh. Kak, aku masih belum lewati malam pertama dengannya. Kalau begitu, kau masih perjaka? Aku tidak percaya. Aku juga tidak percaya. Pergi. Istriku, kau terima saja. Turuti saja mereka.

Kita jadi suami istri di kehidupan berikutnya. Istri mudaku. Kak, biar aku duluan. Hentikan! Oh, pria lemah. Kau ingin merampas? Kalian mau apa? Aku sudah lapor pada Hakim. Prajurit akan segera datang. Tongkatmu sangat panjang. Kupotong untukmu. Kupotong. Bocah. Kau pelajar berandal. Pelajar tidak boleh berkelahi. Ka… Kalian cepat pergi!

Aku berterima kasih pada Tuan Muda. Hanya bantuan kecil. Bertemu ketidakadilan, kubantu dengan tongkat. Tidak, kubantu dengan pedang. Sudah seharusnya. Mohon tanya nama Tuan Muda. Kelak aku pasti akan membalaskan budi Tuan Muda. Tidak perlu sungkan. Aku Mo Qingfeng. Mo Qingfeng? Ternyata memang dia. Aku masih harus ujian di ibu kota. Aku pamit dulu.

Tuan Muda, hati-hati di jalan. Aku adalah warga Desa Xianyu. Aku berharap bisa bertemu lagi di kemudian hari. Kau cepatlah pulang. Jangan menikah dengan pengantin pria itu lagi. Dia tidak berperasaan. Orang seperti ini tidak pantas kau percayai seumur hidupmu. Jangan main-main lagi. Ayo. Pelan-pelan. Hati-hati. Apa yang kau lihat? Sst. Kau…

Jangan dengar dan katakan yang tidak pantas. Bagaimana bisa kau melakukannya? Aduh, aku sedang… Aduh, aku malas menjelaskannya padamu. Begitu cepat sudah terkejar. Seharusnya tidak melihat apa pun tadi. Gawat. Aku belajar begitu keras selama 10 tahun. Tidak boleh lihat ke bawah. Tuan Muda. Kau sudah mimisan. Itu, Nona. Aku beri hormat.

Tadi aku melewati tempat ini dan ingin lanjutkan perjalanan air. Aku tidak berniat mengintip. Aku pergi sekarang juga. Mohon pamit. Tuan Muda. Kau mau pergi ke mana? Nona. Lihatlah. Sudah mau turun hujan. Kau biarkanlah aku pergi. Jangan harap! Aneh, seharusnya akan berubah setelah digigit. Kenapa bisa begini? Jangan-jangan yang ingin Nenek cari adalah dia.

Sudah sadar? Siapa kau? Kau datang dari mana? Omong kosong, kau mau pergi ke mana? Aduh, sudahlah. Biar dia katakan sendiri saja. A… Aku hanya melewati tempat ini. Lalu, didorong orang ke sungai. Lalu,… Lalu, aku tidak sadar lagi. Aduh, kami tanya padamu, kenapa tampangmu bisa seperti ini? Benar. Tampangku selalu seperti ini.

Eh, kenapa bisa begini? Memang begini. – Tidak pernah berubah? – Tidak pernah berubah. Tidak pernah berubah? Kalau begitu, mau berubah seperti apa? – Oh. – Oh. – Seperti ini. – Seperti ini. Ah! – Pagi. – Pagi. – Pagi. – Pagi. Sepagi ini? Iya, harus rajin baru bisa dapatkan makanan.

Menurutku, yang rajin akan dimakan ikan. Memang dia. Jaga dia dengan baik. Ada… Ada siluman. Ada siluman. Tuan Muda, kau sudah sadar. Duduklah dulu. Kenapa bisa kau? Mari. Minum air dulu. Tuan Muda. Tiga hari lalu, setelah kita berpisah, kau jatuh ke air. Aku yang… Nelayan desa kami yang menemukan dan menyelamatkanmu.

Tiga hari ini kau terus pingsan dan demam tinggi. Kau bahkan bermimpi buruk berkali-kali. Benar. Mana beberapa siluman tadi? Ada beberapa siluman di sini. Tuan Muda, di sini mana ada siluman. Kau terkejut dan bermimpi buruk. Oh iya, Nona. Mohon tanya, siapa namamu? Panggil aku Xiao Qing saja. Xiao Qing. Ini adalah Desa Xianyu.

Kampung halaman kami. Semua warga di sini sangatlah baik. Leluhur kami hidup di tepi sungai. Hidup sebagai nelayan dari generasi ke generasi. Tuan Muda. Mari, kuperkenalkan padamu. – Dia adalah… – Dia adalah Nenek Changling. Suku ikan… Ke… Kepala desa kami. Kepala Desa. Halo, Nenek. Kau tidak perlu melihatku seperti ini. Kau pasti tidak mengenaliku.

Namun, aku sudah mengenalmu selama belasan tahun. Apa? Nenek sudah mengenalku selama belasan tahun? Kalau begitu, bisakah Nenek menceritakan latar belakangku? Nenek! Ada orang yang terbunuh lagi. Apa? Ada orang yang terbunuh lagi. Pasti mereka. Apa yang sudah terjadi? Bukan apa-apa. Kelak akan kuceritakan pelan-pelan masalahmu. Kau pulihkan tubuhmu dulu. Nenek, kalau begitu, dia…

Jangan bahas hal ini dulu. Kita keluar dulu. Tuan Muda, istirahatlah baik-baik. Nanti aku kembali mencarimu lagi. Lapor, Kasim. Di tubuh Pelajar yang mereka selamatkan ada simbol. Selain itu, tampangnya tidak berubah setelah digigit. Gadis kecil, apa yang kau lakukan sendirian di sini? Aku tidak kenal padamu. Siapa namamu?

Ibu bilang gadis kecil tidak boleh berbicara dengan orang asing. Perkataan ibumu benar. Siapa kau? Apa yang kalian bicarakan? Bao’er. Kuberi tahu kau sebuah rahasia. Kakak Qingfeng tidak tahu kita adalah suku ikan. Jadi, jangan menakutinya. Oh, bagus sekali. Kakak Qingfeng, kubawa kau jalan-jalan. Oh, baik, pelan-pelan. Bao’er, ayo kita main. Bao’er. Jual ikan.

Jual ikan. Lihatlah. Jual ikan. Jual ikan. Ada siluman! Ada siluman! Xiao Qing, ada siluman! Cepat lari! Eh, Tuan Muda. Tuan Muda. Sebenarnya apa yang terjadi? Kita pergi dulu, ayo cepat. Sebenarnya kenapa? Kau sudah bisa katakan sekarang, ‘kan? Sebenarnya apa yang sudah terjadi?

Tadi aku melihat sebuah kepala ikan yang sangat besar di dalam desa. Lalu, bahkan melihat sekelompok anak-anak… …berubah menjadi ikan dan lompat ke sana kemari. Tidak apa, kau ikut aku pulang untuk istirahat. Akan membaik setelah istirahat beberapa hari lagi. Jangan pulang, sangat berbahaya. Sungguh ada siluman. Nenek pernah bilang jangan katakan kebenaran padanya dulu.

Harus bagaimana ini? Tidak. Tuan Muda. Nenek dan lainnya masih di desa. Bagaimana ini? Nenek bilang mengenalku selama belasan tahun. – Dia pasti tahu latar belakangku. – Tuan Muda. Jangan khawatir. Nenek dan lainnya sangat aman. Bagaimana aku harus menjelaskannya padamu? Bagaimana kalau… Kali ini, kau tidak bisa pergi lagi, ‘kan? Oh, ternyata kau.

Apakah aku perlu lari? Kau masih berani bilang. Kemarin kau yang mengintip mereka mandi. Mereka mau menangkapmu, kau malah lari. Membuatku disalahkan karenamu. Heh? Ternyata kau. Kau lihat gadis ini begitu cantik, kau mulai mesum lagi, ‘kan? Dasar pendeta palsu. Seharusnya kulapor Hakim untuk menangkapmu. Kau tidak bisa lari lagi kali ini.

Tuan Muda, aku kembali cari Nenek dan lainnya dulu. Kau berhati-hatilah. Kau sudah selesai belum? Xiao Qing. Kau jangan ke sana. Kembali. Untuk apa kau pergi? Dia adalah siluman. Siluman Ikan. Siluman Ikan? Namun, jika dikatakan kembali,… …aku memang melihat siluman di dalam desa. Karena itu, aku takut dan berlari keluar.

Jadi, kenapa kau masih tidak percaya? Mereka adalah Siluman Ikan. Kemarin yang ada di tepi sungai adalah Siluman Ikan Hitam. Siluman Ikan Hitam lebih ganas lagi. Ikan Mas Kecil. Katakan. Sebenarnya di mana Pelajar itu? Hah? Aku tidak tahu. Kata “Tidak tahu” ini bukan apa-apa. Namun, mereka akan menerima akibatnya. Apa yang mau kau lakukan?

Lepaskan dia. Jangan! Lepaskan dia. Lepaskan dia. Kubunuh kau! Kubunuh kalian! Jangan! Kalian hentikan! Ikan Mas Kecil. Aku sungguh tidak ingin menyulitkanmu,… …tapi kau tidak mau mengatakannya. Kalau begitu, ikutlah aku ke Aula Changsheng. Sesampai di sana, kita bicarakan baik-baik. Bawa pergi. Lepaskan aku! Sadarlah. Kau sadarlah. Kau sadarlah. Ling’er. Kenapa bisa begini?

Apa yang sudah terjadi? Xiao Qing! Nenek! Xiao Qing! Tuan Muda. Nenek memintaku mencarimu. Tidak disangka saat aku kembali,… …Siluman Ikan Hitam sudah datang dan membawa pergi mereka. Bagaimana ini? Tidak disangka hubungan antara ikan lebih rumit dari manusia. Nenek dan lainnya adalah orang baik. Kau selamatkanlah mereka. Aduh, baiklah. Cukup.

Bisakah kau jangan menangis lagi? Awalnya aku datang untuk menangkap Siluman Ikan. Sekarang kau memintaku selamatkan Siluman Ikan. Tidak bisa. Aku pergi selamatkan mereka. Hei. Kau selamatkan apa? Kemari. Masalah Siluman Ikan bukanlah urusanmu. Benar, ‘kan? Apanya yang bukan urusanku? Xiao Qing dan Nenek ditangkap karena aku.

Meski Siluman Ikan, mereka juga Siluman Ikan yang baik. Pendeta. Kau jangan pergi. Selamatkanlah kami. Aduh. Sudahlah. Anggap aku membantumu. Ini. Mungkin senjata ini bisa selamatkan nyawamu di saat penting. Jangan ganggu aku lagi. Aku masih ada urusan penting. Hei. Kau sungguh pergi? Tuan Muda. Bagaimana ini? Ling’er tenang saja.

Aku akan cari cara untuk menemukan mereka. Tuan Muda, kau sudah lapar, ‘kan? Kau tunggu aku di sini dulu. Kucarikan makanan untukmu. Ling’er. Ling’er. Ling’er. Ling’er. Ling’er! Ling’er. Tidak disangka hari ini bisa dapat yang berhasil kabur. Ikan kecil yang dipelihara Desa Xianyu sudah besar. Sudah saatnya kita coba rasanya. Berdiri dengan baik!

Hei, kau ini ikan apa? Ling’er. Kau ada di sini? Ling’er. Matilah! Ingin kabur? Ling’er, kau ada di mana? Jika kau melayaniku dengan baik, mungkin aku bisa mengampunimu. Melayanimu? Biar Raja Neraka yang melayanimu saja. Cukup gigih juga. Kulihat kau sudah bosan hidup. Oh, ternyata kau. Tuan Muda, kita bertemu lagi. Kau jangan kemari.

Aku… Aku punya senjata. Hebat sekali. Mantra mami mamihong! Hong! Tuan Muda, kenapa kau kemari? Aku tidak tahu. Hanya ingin menyelamatkanmu. Kau… Kau jangan takut. Ternyata kau. Jangan harap bisa kabur! Cukup. Sudah begitu jauh, seharusnya mereka tidak bisa menemukan kita. Kita istirahat dulu di sini. Terima kasih, Pendeta. Aku tahu kau setia kawan.

Terima kasih atas pertolongan Pendeta. Ling’er sangat berterima kasih. Tidurlah. Tuan Muda, kubantu kau lepaskan ini. Pelan-pelan. Jika Nenek dan Ling’er adalah suku ikan, maka Xiao Qing… Kenapa Siluman Ikan Hitam selalu ingin menangkapku? Sedangkan aku, Nenek dan Xiao Qing tidak saling kenal. Kenapa mereka malah berusaha melindungiku? Mohon berikanlah makanan. Kumohon padamu. Berikanlah makanan.

Tuan, selamatkan aku. Minggir, dasar. Kumohon padamu. Kenapa bisa begini? Mereka juga anak yatim piatu, sama sepertiku. Bahkan tidak tahu di mana orang tua kandung kami. Awalnya ingin ujian jadi pejabat untuk menyejahterakan rakyat. Tidak disangka dunia berubah jadi begini. Jangan menangis, makanlah ini. Sekarang, walau aku menjadi pejabat dan mengabdi pada pengadilan istana,…

…juga tidak tahu bisa mengubah keadaan rakyat atau tidak. Dalam sejarah, pergantian Raja di dunia… …semua hanyalah hal yang tidak penting. Sebenarnya ini tidak terlalu berhubungan dengan para rakyat. Mari, makan. Terima kasih. Menurutku, kalian para pelajar ini… …tidak memahami kekejaman dunia dengan jelas. Tuan Muda. Lihatlah. Itu adalah Aula Changsheng.

Tempat itu sudah disegel oleh Siluman Ikan Hitam sejak awal. Guruku dibunuh di sana. Aku keluar dari sana. Ayo. Kalian membiarkannya lari lagi. Hanya lima murid kecil Aula Changsheng… …yang tidak akan terkena racun Siluman Ikan Hitam. Pil Hidup Abadi ada padanya. Harus menangkapnya hidup-hidup. Baik. Sepertinya dia sungguh tidak tahu siapa dirinya.

Hei, Pelajar Dungu. Kemarin kuberi kau begitu banyak senjata. Kau tidak bisa pakai satu pun? Kau masih berani bilang. Jika bukan karena senjata jelekmu ini, aku… Kau… Kau apanya? Diam. Ini jimat. Harus baca mantra di dalam hati. Langit dan Bumi, Sembilan Yuling. Semua siluman tertangkap. Lalu, tulis huruf sepuluh untuk memakainya.

Ini disebut Kompas Pencari Siluman. Dalam area sekitar lima kilometer, hidupkan kompas dengan mantra hati. Ditambah lagi jimat penahan siluman. Jarumnya akan bergerak. Setelah menemukan siluman ikan, tempelkan jimat di jidat ikan. Dengan begini, sudah bisa menahan Siluman Ikan. Satu lagi. Kau jangan mengira ini hanya bubuk kuning yang kecil. Namun, saat dilempar,…

…para Siluman Ikan tidak akan bisa melihatmu lagi. Mereka juga tidak bisa mencium kau kabur ke arah mana. Barang-barangmu ini hanya untuk cari Siluman Ikan dan untuk kabur. Apakah tidak ada yang bisa menghentikan mereka? Huh! Menghentikan mereka? Mereka adalah Siluman Ikan Hitam. Tidak semudah itu menghentikan mereka.

Kau sungguh mengira aku tidak bisa menemukannya? Tidak usah berlagak hebat di hadapanku. Apakah kau tidak ingin hidup abadi? Siapa kau? Ada di mana Pil Hidup Abadi? Di mana? Kenapa? Siluman Ikan Hitam sudah datang. Cepat bereskan barang dan lari. Ayo. Apakah kalian bisa lari? – Wah! – Wah! Cepat lari! Lari!

♪Bayangan bulan berada di atas air♪ ♪Kenapa aku bisa teringat padamu?♪ ♪Ini pasti mimpi♪ ♪Yang membuatku menderita karena tidak kunjung terbangun♪ ♪Siapa yang meninggalkan kekosongan?♪ ♪Bagaimana menyentuh janji ini?♪ ♪Kenapa jodoh mempermainkan kita seperti ini?♪ ♪Perasaan ini sulit dilepas♪ ♪Air mata masih sedang mengalir♪ ♪Air mata masih sedang mengalir♪ Kakak Xiao Qing. Kakak.

Bagaimana kau bisa kabur? Mana Nenek dan lainnya? Mereka baik-baik saja. Bagus sekali. Tuan Muda ada di dalam. Tuan Muda ada di dalam? Iya. Tuan Muda. Kakak Xiao Qing. Ada apa dengan Tuan Muda? Tuan Muda sudah jauh lebih baik. Ling’er, kau pergi petik beberapa tanaman obat kemari.

Setelah Tuan Muda membaik, kubawa kalian temui Nenek. Kalau begitu, aku pergi petik beberapa tanaman obat. Kau jaga Tuan Muda. Apa-apaan ini semua? Kutendang kau sampai mati. Baiklah. Aku buang air kencing di sini saja. Nyaman. Baik. Bunuh iblis dulu, lalu, belah langit malam. Siapa yang tidak puas? Siapa yang berani menghalangi? Dengarkan perintah!

Tuan Muda. Xiao Qing. Tuan Muda. Tuan Muda. Xiao Qing. Ah! Xiao Qing! Tuan Muda. Tuan Muda. Tuan Muda. Tuan Muda. Aku tidak melihat apa pun. Tidak melihat apa pun. Aku pergi cari Kakak Pendeta. Eh, Ling’er. Pendeta. Kau baik-baik saja? Hanya ikan itu saja, ia tidak bisa melukaiku. Kau baik-baik saja? Baik-baik saja.

Jadi, mana Pelajar Dungu itu? Tuan Muda, dia… Dia… Aku sudah menemukan Tuan Muda. Di mana dia? Aku pergi lihat. Tuan Muda sedang istirahat. Istirahat? Istirahat di mana? Dia… Kenapa dengannya? Aduh, Kakak Xiao Qing sedang menjaga Tuan Muda. Xiao Qing? Kenapa Xiao Qing bisa ada di sana? Aku harus pergi lihat. Tuan Muda sakit.

Kakak Xiao Qing sedang menjaganya. Kita pergi cari tanaman obat-obatan untuknya. Besok kita sama-sama pergi selamatkan Nenek. Tidak bisa. Ada yang aneh, aku pergi lihat. Hei. Kita pergi cari tanaman obat dulu. Jika sendirian,… …aku merasa takut. Aduh. Aduh, baiklah. Ayo pergi. Kenapa selama 500 tahun hanya bisa meracik sebuah Pil Hidup Abadi?

Sebenarnya ada di mana? Sebenarnya ada di tubuh siapa? Asalkan ada Pil Hidup Abadi, aku sudah bisa memimpin dua suku. Aku akan menemukannya. Nenek dan lainnya ditahan di sana. Di dalam penjara bawah tanah Aula Changsheng. Nenek! – Jangan kemari! – Hati-hati! Jangan kemari! Ah! Ling’er. Jangan kemari. Di sini ada alam batasan. Lihatlah.

Jangan kemari. Kalian minggir. Biar aku saja. Sudah bisa. Qingfeng. Pasti ada banyak hal yang ingin kau tanyakan padaku, ‘kan? Nenek, kau sudah mengenalku selama belasan tahun, ‘kan? Kalau begitu, kau pasti tahu latar belakangku. Sekarang kau sudah dewasa. Sudah saatnya menjelaskannya padamu. Belasan tahun yang lalu, ayahmu adalah seorang peracik obat.

Dia ditangkap ke Aula Changsheng untuk meracik Pil Hidup Abadi. Ibumu dibunuh oleh mereka. Lalu,… …ayahmu juga dibunuh karena gagal meracik obat. Untung saja mereka tidak menemukanmu. Kau dan Pendeta ini adalah anak yatim piatu. Gadis Gendut, Buntal Kecil, si Botak adalah yatim piatu dari suku ikan. Kalian adalah Penerus Pendeta Ding di Aula Changsheng.

Yang benar saja. Dia adalah adik seperguruanku? Bagaimana mungkin? Dia bahkan tidak bisa bedakan manusia dan Siluman Ikan. Tidak mungkin. Qingfeng hanya hilang ingatan saja. Pendeta, cobalah kau lihat apakah ada yang berbeda dari bahu mereka. Biar aku dulu. Aku juga. Aku juga punya. Apakah tidak salah? Setelah melalui begitu banyak hal,…

…ternyata kalian adalah adik seperguruanku? Mari. Lihat punyaku. Jika kau bisa menjawab kenapa simbolku hanya setengah,… …maka aku percaya padamu. Ini… Dia ini pasti tidak bisa mengingatnya. Qingfeng, kemarilah. Siluman Ikan Hitam menangkapmu… …demi menemukan keberadaan Pil Hidup abadi. Dulu gurumu takut kau kembali ke Aula Changsheng,… …sehingga dia mengunci ingatanmu.

Selama ini, manusia meneruskan keturunan di daratan. Suku ikan bersembunyi di dalam laut. Aula Changsheng adalah tempat berdoanya manusia dan suku ikan. Tungku Puluhan Ribu Roh… …menyegel roh jahat puluhan juta tahun dari kedua suku. Namun, Kaisar di suku manusia… …malah memanfaatkannya untuk meracik Pil Hidup Abadi,… …sehingga dunia menjadi kacau akibat kedua suku.

Keluar! Semuanya keluar! Pendeta Ding. Hadir. Jika tidak bisa meracik… …Pil Hidup Abadi sebelum musim dingin,… …maka kepala kita berdua akan dipenggal. Kaisar. Kaisar panjang umur. Panjang umur apanya? Mohon ampun, Kaisar. Sudah ada kabar dari Aula Changsheng? Mohon ampun, Kaisar. Kapan Pil Hidup Abadi berhasil diracik? Dulu,…

…gurumu melawan Siluman Ikan Hitam agar Pil Hidup Abadi… …tidak jatuh ke tangan mereka. Kemudian, dia dibunuh oleh mereka. Pil Hidup Abadi juga tidak diketahui keberadaannya. Qingfeng. Ingatanmu sudah dipulihkan. Bagaimana selanjutnya, itu harus bergantung pada dirimu sendiri. Memang sungguh seperti itu. Nenek. Kenapa kau tidak lebih awal memulihkan ingatannya?

Jika sejak kecil sudah mengingat dendam besar,… …pasti akan bertindak gegabah. Belum saatnya. Kakak Seperguruan. Simbolmu hanya setengah… …karena saat Guru memahatnya, tiba-tiba kau berteriak sakit. Kau lompat dan kabur. Kembali! Benar. Memang kau. Pantas saja tampangmu tidak berubah saat digigit. Sudah saatnya buat perhitungan dengan Siluman Ikan Hitam. Kemudian, guru kalian mengirimiku surat.

Aula Changsheng ada kesulitan. Semoga suku ikan bisa melindungi kalian berlima. – Pergi, cepat. – Guru, aku tidak mau. Tidak disangka, setelah meninggalkan Aula Changsheng,… …kalian malah terpencar. Pendeta dan Qingfeng tidak diketahui keberadaannya. Kami terus mencari kalian selama 10 tahun lebih ini. Lalu, aku dijaga oleh orang di Kediaman Pendeta.

Kemudian, semua orang di Kediaman Pendeta… …dibunuh oleh Siluman Ikan Hitam. Aku berkelana selama 10 tahun lebih… …dan terus mencari cara untuk menghadapi Siluman Ikan Hitam. Setelah terpencar, aku dijaga oleh keluarga petani. Sampai kemudian mereka menua dan meninggal,… …lalu, aku ingin ikut ujian di ibu kota. Sekarang guru kalian sudah meninggal.

Sedangkan sekarang kedua suku menyebabkan dunia kacau. Siluman Ikan Hitam menghalangi jalan. Kekuatan mereka semakin lama semakin besar. Sekarang kalian semua sudah tumbuh dewasa. Karena kalian adalah Penerus Pelindung ke-19,… …maka sudah seharusnya mewarisi tanggung jawab… …Pelindung Aula Changsheng. Eh, di mana Xiao Qing? Di mana Kakak Qing’er? Tadi masih… Ayo cepat. Xiao Qing!

Kakak Qing’er! Susah payah mengumpulkan kalian para Siluman Ikan. Dasar Siluman, akan kumasak kalian dulu. Tidak disangka malah membiarkan kalian kabur. Itu adalah keberuntungan kalian. Dasar Siluman. Hari ini kami datang untuk cari perhitungan dengan kalian. Siluman, cepat lepaskan Xiao Qing. Lepaskan Xiao Qing? Baik. Asalkan kau berikan Pil Hidup Abadi,…

…aku pasti akan mengembalikan Xiao Qing padamu. Huh, mari, Pil Hidup Abadi ada di dalam pantatku. Ayo, kemarilah. Biar kukeluarkan satu untukmu. Dasar tidak tahu diri. Hati-hati! Gadis Gendut, bawa anak ini pergi dulu. Baik. Xiao… Xiao Qing. Merasa tidak tega, ya? Xiao Qing! Tuan Muda. Mohon tanya siapa nama Tuan Muda?

Kelak aku pasti akan membalaskan budi Tuan Muda. Tidak perlu sungkan. Aku Mo Qingfeng. Kau adalah penolong nyawa Xiao Qing. Xiao Qing tidak akan pernah lupa. Aku berterima kasih pada Tuan Muda. Bantuan kecil saja. Tidak perlu berterima kasih. Xiao Qing! Tuan Muda. Jangan menikah dengan pengantin pria itu lagi. Dia tidak berperasaan.

Orang seperti ini tidak pantas kau percayai seumur hidupmu. Xiao Qing. Nenek. Qingfeng, akhirnya kau datang. Cepat kemari. Guru. Cepat kemari. Guru. Cepat datang kemari. Beri tahu Guru di mana pilnya. Cepat kemari. Guru. Qingfeng, jangan ke sana. – Dia bukan Guru. – Cepat kemari. Qingfeng, sadarlah! Cepat kemari. Qingfeng! Kemari. Guru. Kemari. Guru.

Cepat datang ke sisi Guru. Kemari. Qingfeng, sadarlah! Cepatlah kemari. Kemari. Kakak Seperguruan! Cepat beri tahu aku di mana pilnya. Katakan! Kau katakan atau tidak? Beri tahu aku di mana pilnya! Qingfeng. Pil Hidup Abadi itu kusembunyikan di dalam tubuhmu. Jika tidak bilang, akan kubunuh kau! Katakan!

Setelah ada Pil Hidup Abadi, dunia ini akan jadi milikku. Hahaha. Cepat beri tahu aku di mana pil itu! Ada di mana pilnya? Guru, apakah sungguh ada Pil Hidup Abadi? Qingfeng. Sifatmu yang paling baik, punya hati welas asih. Akan kuwariskan posisi Penerus Aula Changsheng ke-19 padamu. Cepat beri tahu aku ada di mana pilnya!

Ada di mana? Ginseng. Menutrisi lima organ dalam, menenangkan pikiran,… …mendamaikan jiwa. Selai madu. Pertahankan semangat. Bahan bagus untuk mencegah penuaan. Buah goji. Jika dimakan terus, akan menguatkan saraf dan tulang. Mencegah penuaan dan kuat di berbagai cuaca. Aku adalah Ikan Lentera Merah. Aku adalah Buntal Kecil. Aku adalah Ikan Kepala Besar.

Mungkin yang muncul sekali dalam 500 tahun bukanlah Pil Hidup Abadi,… …melainkan semacam kekuatan. Kebaikan dan kejahatan ditentukan dalam sekejap. Setelah dia mendapatkan Pedang Dewa Tulang Ikan,… …kekuatan di tubuhnya semakin lama semakin kuat. Lalu, bagaimana? Lalu, Pendeta Tua yang berubah menjadi jahat dikalahkan.

Dia berubah jadi cahaya dan terbang masuk ke Tungku Puluhan Ribu Roh. Kemudian disegel. Akhirnya rakyat bisa melewati hari yang tenang. Tidak tahu seperti apa bentuk Siluman Ikan Hitam. Nenek. Apakah dia masih akan datang kemari saat orang jahat muncul? Pasti akan datang. Benar. Nenek. Siapa nama orang yang sangat hebat itu?

Memberantas kejahatan, menjalankan kebenaran. Rakyat di dunia memanggilnya Pendeta Qing. Aku adalah Xiao Qing. Siapa kau? Aku adalah Pelajar Dungu. Mo Qingfeng. [Pendeta Qing, disebut “Pembunuh dalam Air”.] [Dia hidup dengan membunuh ikan.] [Menurut sejarah, orang ini tidak tertandingi di daerah sungai.] [Rakyat menganggapnya sebagai legenda…] […dan dinamakan “Legenda Ikan Duyung.]