[سجل إخضاع الشياطين]|Demon Performance Record|روائي / تاريخ / خيال|YOUKU

[Dikatakan bintang biduk dibentuk dari sembilan bintang.] [Bintang biduk dibentuk dari sembilan bintang.] Di antara Istana Niwan sembilan bintang ada pemimpin hebat. Dia merupakan Dewa dari Pengadilan Langit. [Namanya adalah Tian Peng] Namanya adalah Tian Peng. Tian Peng. Kau sebagai dewa… [Istana Douniu] …malah melanggar delapan hukum Langit. Sekarang kau diturunkan ke alam manusia…

…untuk jalankan kultivasi dan kumpulkan pahala. [Hukuman pahala] Atas berkah Langit,… …saat pahalamu sudah terkumpul,… …kau akan diizinkan kembali ke Pengadilan Langit. [Demon Performance Record] Siapa kau? Apa… Mau apa kau? Siapa kau? Kusarankan kau menyerah sekarang. Karena kau sudah tertera dalam catatan pahalaku. Sudah kudengar Dewa Tian Peng sangat menghargai wanita.

Jika kau melepaskanmu, aku akan melayanimu dengan baik. Membuatmu seakan terbang ke langit. Bagaimana? Tidak kebetulan, aku baru turun dari Langit. [Basmi siluman jahat, selamatkan rakyat tidak bersalah.] Sedang apa kau? Bukan, kuberi tahu kau. Aku datang kemari untuk petik bunga itu. Kau tertarik denganku yang setua ini? Maksudku petik bunga. Tolong! Ada orang mesum!

Tolong! [Hindari pembunuhan hewan] Lempar ini padaku. [Hindari pencurian] Lemparkan padaku. Lihat siapa yang bisa menerimanya. Lempar ke arahku. Lempar kemari. Aku punya banyak uang. [Hindari godaan] Ayo, sayang. Ayo. Apa kau tahu? Hari itu rumah Lao Zhang kemasukan pencuri. [Hindari gosip] Katanya pencuri mesum. Benarkah? Benar sekali. Dua pria dewasa. Aku bahkan malu mengatakannya.

Di sini. – Cepat! – Cepat! Mari! Bagus sekali. Aku sudah merebutnya. Kudapatkan apa yang kumau. [Hindari mabuk] Katakan, kau habiskan uangmu di sini? Ayo, pulang. Cepat jalan. Nyalimu semakin lama semakin besar. Jika tidak dipukul, kau akan semakin menjadi. Cepat pulang! [Hindari makan tidak tepat waktu] Mari. Kuberi kau pelajaran. Mau ke mana kau?

Jalan-jalan saja. Mari bermain. [Hindari pakaian harum] Bau sekali. [Hindari kasur nyaman] Ambillah untuk beli makanan. Tidak bisa menangkapku, ‘kan? Nona, lebih baik jangan kasihani orang seperti ini. Ayo pergi. Kau baik-baik saja? Biar aku saja. Kenapa kau begitu tidak sopan? Kau sudah bosan hidup, ya? Sudahlah. Dia juga bukan sengaja. Ini, ambillah.

– Terima kasih, Paman – Ayo pergi. Ayo pergi. [Memapah dan memberi anak-anak permen.] Semuanya datang lihatlah. Mari lihat. – Jangan mendekat! – Jangan mendesak! Hati-hati pada siluman. Aku tidak pernah lihat siluman. Saudara sekalian, tenang dulu. Belakangan ini siluman merajalela. Ini membahayakan semua orang. Namun, tidak masalah. Aku kembangkan semangat taoisme merasakan perintah Langit…

…untuk menyelamatkan dunia dari derita. Bagus! Aku menangkap siluman ini dari gunung. Bagus! Bukankah ini Dewa Tanah? Terima kasih, Dewa. Kenapa kau bisa begitu menyedihkan? Sampai ditangkap sebagai siluman oleh manusia? Huang Li. Bersihkan kotoran yang ada di telapak kaki Guru. Dewa tidak tahu. Tidak tahu kenapa belakangan ini…

…aura siluman meningkat drastis di gunung kekuasaan saya. Huang Daoji ini adalah master penangkap siluman di sekitar. Saya tidak tahu dia memakai jurus apa. Jadi, saya ditangkap kemari. Kau sebagai Dewa Tanah sungguh sangat payah. Ceritanya panjang. Cepat. Cepat keluar. Beraninya kau memotong upahku. Aku tidak boleh pakai sihirku di depan manusia, cepat lari!

Siluman, mau lari ke mana? Siluman, mau lari ke mana? Maaf. – Kenapa di?- Berhenti! – Kenapa tidak pakai baju? – Berhenti! Berhenti! Berhenti! Jangan lari! [Memberkati rakyat] – Sedang apa kau? – Maaf. Mari lihat. Berhenti! Berhenti! Berhenti, Siluman! Kulihat kau mau lari ke mana. Berhenti! Berandalan dari mana ini?

– Tolong! – Aku bukan… – Tangkap berandalan! – Bukan, bukan begini. Ada siluman. Sungguh keterlaluan, bahkan tidak melepaskan wanita tua. Ada siluman. Sungguh ada siluman! Cukup ramai juga. Aku juga ikut. Dunia memang sempit, Tian Peng. Ratusan tahun yang lalu, kau bakar sayapku dengan Api Suci. Sekarang kau malah datang tanpa diundang.

Akan kukuliti dan aku patahkan tulangmu. Ternyata dia? Kenapa manusia biasa bisa punya kekuatan sebesar ini? Biar kulihat. Dewa, mohon beri pengampunan. Siluman yang tidak diundang. Beri aku alasan untuk tidak membunuhmu. Dewa tidak tahu. Seratus tahun yang lalu, tempat ini adalah medan perang. Banyak tumbuhan dan hewan terlahir menjadi siluman.

Namun, saya jamin mereka tidak pernah melukai manusia. Mereka berkumpul di sini berpikir suatu hari… …bisa terlahir kembali sebagai manusia. Omong kosong. Masih ingin mengelabuiku. Dewa, mohon ampun. Anda lihatlah. Sekarang dia sudah hampir mati. Jadi, semakin tidak mungkin untuk berbicara seperti manusia. Mohon Dewa beri pengampunan. Ampunilah nyawa kami. Dia memang sudah hampir mati.

Sepertinya tidak bisa terlahir kembali lagi. Kuampuni kalian kali ini. Di sini ada pertanda kekuatanku. Jika ada yang menyulitkan kalian, berikan padanya. Terima kasih, Dewa. Jika sampai aku tahu kalian berbuat jahat di alam manusia,… …kalian tidak akan kuampuni. Pergilah. – Belum menemukan Nona!- Tuan Besar! Kalian cari lagi. Baik, Tuan Besar. Tuan Besar!

Tuan Besar! Sudah menemukannya? Belum menemukannya. Jika belum, apa yang mau kau laporkan? Cepat pergi cari. Baik, Tuan Besar. Putriku. Siapa kau? Kenapa kau ada di sini? Siluman apa kau? Ternyata kau. Jika tidak mengenalku, kenapa kau begitu kejam padaku? Bian Zhuang. Bian Zhuang? Kulihat kau seperti orang mesum. Aku tahu kau.

Kau adalah pengemis itu. Lihatlah. Cepat lihat. Apa ini? Bau sekali. Sungguh bau. Ini nyaman juga saat disentuh. Benar, tapi sedikit kuno. Lihat yang ini. Jubah ini cukup bagus. Aku mau sepasang ini. Lihatlah. Untukmu. Ambil saja jika kuberikan. [Pasar] Untukmu. Kau lebih kesulitan dariku. Kau ambil saja, sama-sama tidak mudah. Ambil saja jika kuberikan.

Cobalah. Sungguh? Pakailah. Cocok. [Memberikan sepasang sepatu pada pengemis] Ini lumayan. Kau berikan barang pemberianku pada orang lain. Bukan. Hei, aku sedang bicara denganmu. Sedang apa kau? Jangan pura-pura mati, bangunlah. Kaisar Langit! Kaisar Langit! Keluarlah! Kau jelaskan padaku! Kenapa pahala yang kukumpulkan dengan susah payah hilang semua? Kau sedang mempermainkanku?

Catatan pahala dibagi menjadi 49 buku. Kau hanya kumpulkan satu buku saja. Aku sudah memakai waktu yang begitu lama untuk kumpulkan satu buku. Harus 49 buku? Kapan aku baru bisa kembali ke Pengadilan Langit? Tian Peng. Kaisar Langit sudah berbaik hati memberimu… …kesempatan untuk perbaiki kesalahan. Kultivasi adalah berbuat baik, bukan demi nama dan keuntungan.

Jika kau ingin menambah pahala dengan niat meminta balasan,… …tujuanmu hanya demi menguntungkan diri, bukanlah demi dunia. Hanya 49 buku saja, ‘kan? Kumpulkan saja. Salahkan kau yang kurang beruntung. Apa yang kau lakukan di sini? Ini rumahku, tentu saja aku di sini. Kau mau ke mana tengah malam begini? Aku mau melihat bulan. Bukan, itu…

Mandikan dia sampai bersih. Bukan, aku tidak perlu mandi, ‘kan? Aku ini tidak boleh mandi. Kenapa tidak boleh mandi? Coba cium dirimu. Seluruh tubuhmu sangat bau. Tidak mungkin. Jika kau berada di sisiku, maka harus ikuti peraturanku. Kenapa diam saja? Maju. Tuan Muda, jangan malu. Sedang apa kau? Lepaskan aku! Maju! Aku… [Toko Kain]

Mari lihat. Apakah tempatmu ada itu… Aku tidak menerima pembeli asing, pergilah. Jika kita bertransaksi, maka aku bukan pembeli asing lagi. Kau punya uang? Pasti cukup. Melihatmu saja aku sudah tahu kau dijerat siluman. Mohon tanya. Siluman ini berubah menjadi benda apa? Kaulah yang dijerat siluman. Omong kosong apa yang kau katakan?

Kau punya barang bagus apa? Tunjukkan padaku. Memang ahlinya. Ini adalah Cincin Semesta, milik Ne Zha, Pangeran Bunga Teratai. Cincin Semesta? Ini terlalu tipis, ‘kan? Kenapa bisa tipis? Karena ia sudah diet. Jangan memotong. Hari itu aku bertemu dengan Ne Zha. Hati kami disatukan tanpa bisa ditahan. Jadi, kami saling ganti benda kesayangan.

Sekarang selera Ne Zha begitu besar? Aku tahu tidak bisa menutupinya darimu. Ini adalah Pagoda Ajaib. Milik Raja Li si Penguasa Pagoda. Untuk tangkap siluman, emas murni. Kuberi tahu kau. Ini diam-diam kukeluarkan saat Raja Li si Penguasa Pagoda… …sedang mandi di sungai. Tidak jual dibawah harga 200 koin perak.

Apakah Raja Li begitu suka mandi sekarang? Bukankah yang mandi itu seharusnya tujuh Dewi? Memang pandai menilai. Ini adalah tali yang dipakai oleh tujuh Dewi. Pepatah bagus mengatakan, “Tujuh Dewi main lompat tali.” Ini paling menyenangkan. Kesempatan langka, mau atau tidak? Kutanya kau, mau atau tidak? Ada yang menangkap siluman! – Benarkah?- Ayo, pergi lihat.

Di mana? – Di mana? – Di mana? Tuan, kau mau tidak? Cepat jalan, ikuti. Dia hebat juga. Saudara, sedang apa ini? Beberapa hari lalu, keluarga ini sedang makan malam. Setelah makan, suaminya sepertinya mandi air panas. Lalu, saat wanita ini tambah air untuknya, tidak tahu kenapa… …suaminya berubah jadi darah.

Intinya hal ini sangat misterius. Jadi, dia panggil master penerus Gunung Wohu yang ke berapa ini? Penerus ke-250. Benar, penerus ke-250. Benar. Langit dan Bumi. Teknik Pedang Semesta terhebat. Dewa Ribuan Mata, tunjukanlah! Master. Aku takut. Tidak masalah. Sekarang adalah siang hari. Siluman tidak bisa membuat masalah. Ini hanya wujud aslinya. Master itu kura-kura

Master adalah Master, kura-kura adalah kura-kura. Jangan disamakan. Huang Li. Guru. Ini juga bukan kura-kura biasa. Sungguh? Ia punya tiga lubang hidung. Ini adalah Siluman Qing Fu yang sangat beracun. Setelah terkena racunnya dan mengenai air panas,… …manusia akan berubah jadi darah dalam waktu singkat. Hilang tanpa jejak. Namun, kau tenang saja.

Setelah aku naik gunung dan menyegelnya di sana,… …maka kau akan baik-baik saja. Itu, Master. Anda sudah bekerja keras. Bagaimana kami sebagai pendeta boleh menerima ini? Master, Anda ambil saja. Kalau begitu, kusimpan. Huang Li. Beres-beres, ayo pergi. Selesai. Tiga hari lagi, cukup datang untuk bakar siluman ini saja. Tiga hari, ya? Guru.

Siapa yang datang setelah tiga hari? Omong kosong. Apakah harus aku yang datang untuk bakar kura-kura ini? Aku lagi? Ayo. Huang Li, belajarlah lebih pintar. Jangan membuatku begitu khawatir, ya? Belajar dengan serius. Baik, Guru. Guru. Kapan Guru mengajariku Teknik Berguling? Masih terlalu awal untukmu. Aku sudah dewasa. Gawat, ada hawa siluman. Guru! Huang Li!

Bian Zhuang! Kau pergi ke mana pagi-pagi begini? Aku kira kau sudah dimakan siluman. Nona Besar. Kau sudah memfitnahku. Aku ingin balas budimu sudah membiarkanku tinggal di sini. Pagi-pagi aku pergi beli kura-kura untukmu. Ini sangat menutrisi. Lihatlah. Masih hidup. Kau beli untukku? Benar. Ia cukup mirip denganmu. Apanya yang mirip denganku? Kakak Sepupu.

Ini adalah Bian Zhuang,penyelamatku. Bian Zhuang, ini kakak sepupuku. Halo, Kakak Sepupu. Aku adalah Bian Zhuang. Senang bertemu denganmu. Panas. Siapa nama kakak sepupumu? Gao apa? Bufan. Apa yang kau lakukan? Bukan, untuk apa kau datang? Aku belum tanya apa yang kau lakukan di depan kamar kakakku. Kau malah bertanya padaku? Kuperlihatkan hal bagus. Bufan.

Bufan. Jangan takut, ini aku. Aku adalah Liao’er. Dia bukan kakak sepupumu. Dia adalah kura-kura yang kubawa pagi tadi. Berani memberiku siluman, kau sudah bosan hidup? Cukup, lanjut lihat. Jangan malu. Jangan. Jangan halangi pandanganku. Kau bangun di tengah malam demi melihat ini? Apa yang kau tahu? Hal menarik baru saja dimulai.

Kau bukan Bufan, siapa kau? Ayam betina tua, beraninya kau mencakarku. Ternyata kura-kura busuk. Beraninya kau menggigitku. Akan kucakar kau sampai mati. Dasar ayam betina tua. Dasar kura-kura tua. Kugigit kau sampai mati, dasar ayam betina tua. – Kucakar kau! – Kucakar kau! – Kucakar kau! Ayam betina tua! – Kura-kura tua!

– Cakar apanya? – Ayam betina tua! Siapa yang kau marahi? Ayam betina tua! – Kucakar kau! – Kuhajar kau! Siapa? Dia menggigitku. Siluman, mau lari ke mana kau? Kenapa kau ada di sini? Aku melewati tempat ini. Aku merasakan hawa siluman. Sekalian masuk untuk melihat. Tidak disangka ternyata ada dua siluman.

Orang yang digigit Siluman Qingfu,… …Dewa pun tidak bisa menyelamatkannya. Dia sudah mati? Saat ini meski Dewa datang ke alam manusia pun… …tidak bisa menyelamatkan Nona Gao. Wanita ini sungguh hanya bisa membuat masalah. Masalah. Kanselir. Tamu langka. Bagaimana aku harus memanggilmu? Memanggilmu Jenderal atau… Jangan. Kanselir jangan menertawakan saya lagi.

Saya merindukan Anda, jadi, sengaja datang berkunjung. Tadi saya berkeliling di Laut Utara,… …khusus bawa Ikan Naga Lima Warna untuk Anda. Suka tidak? Tidak ada barang yang gratis. Katakanlah langsung keinginanmu. Hebat. Tian Peng memang punya satu permintaan. Kau datang demi Nona ini, ‘kan? Tunggu.

– Bagaimana Anda tahu? – Di dunia ini ada banyak jodoh. Semua adalah takdirmu. Semua dimulai dari kau masuk ke Istana Douniu. Mungkin… Kanselir. Belum saatnya hidupnya berakhir. Langit punya berkah yang besar. Aku bisa memberikan bantuan untuk penuhi permintaanmu. Kanselir. Sebenarnya aku masih ada sebuah permintaan. Katakan, ada apa? Kanselir.

Apakah Anda tahu Catatan Pahala Pengadilan Langit? Aku pernah dengar. Apakah ada cara cepat untuk memenuhi catatan itu? Aku hanya bisa menyetujui salah satu permintaanmu. Kalau begitu, mohon Kanselir beri tahukan yang kedua. Tidak ada cara lain untuk kembali ke Pengadilan Langit. Catatan Pahala tidak bisa dilanggar. Jika tidak, pahala akan hilang,…

…dan selamanya tidak bisa kembali ke Pengadilan Langit. Terima kasih, Kanselir. Tian Peng sudah tahu. Mohon pamit. Bocah tengik ini, shio monyet, ya? Bian Zhuang! Nona, kau sudah sadar? Mana Bian Zhuang? Aku mau mencarinya. Nona, kemarin Nona pingsan. Dia yang menggendong Nona kembali. Sekarang dia seharusnya ada di tempat Tuan Muda. Dia menggendongku kembali?

Benar. Turut berduka cita. Turut berduka cita. Turut berduka cita, Tuan Muda. Bian Zhuang! Sudah sadar? Omong kosong. Bukan aku berkomentar. Kakakmu ini sungguh orang yang sangat berperasaan. Tentu saja. Liao Liao. Nona Gao sudah digigit oleh Siluman Qingfu. Sekarang dia sedang mengumpulkan aura iblis… …dan aura dewa dari 33 tingkat langit.

Lalu, tubuhnya memiliki aura bunga anggrek. Raja, rencana besar Anda sudah akan berhasil. Master Huang. Kau melakukannya dengan baik. Raja. Hal yang Anda perintahkan sudah saya lakukan. Bolehkah Anda melepaskan murid saya? Setelah aku menyerap Gao Cuilan, dan berhasil membentuk kekuatanku. Aku pasti akan mengembalikan muridmu. Huang Li. Huang Li. Huang Li.

– Huang Li.- Guru. Guru, cepatlah pergi. Ini Guru. Cepatlah pergi. – Guru.- Mereka tidak melukaimu, ‘kan? Guru, apa yang sudah terjadi? Tidak apa. Siapa Gurumu ini? Siluman ini tetap harus menghargai Guru. Guru. Jangan menangis. Mungkin biasanya aku sudah terlalu keras padamu. Namun, kali ini Guru pasti akan mengeluarkanmu. Guru jamin itu. Guru.

Kita tidak bisa melawannya, cepatlah pergi. Jangan menangis, Nak. Cepatlah pergi. Guru tidak pergi. Guru tidak pergi. Pergilah. Huang Li! Huang Li! Huang Li! Kau makan begitu banyak seperti babi. Maksudku, kemarin malam… Aku hanya sekalian menyelamatkanmu. Sekalian? Yang kumaksud bukanlah hal ini. Maksudku,… …bagaimana kau tahu ada siluman di kediamanku?

Kecuali, kau juga seorang siluman. Aku… Aku adalah Dewa. Pernahkah kau lihat siluman setampan ini? Dewa? Kau? Masih kurang. Sulit menjelaskannya. Kalau begitu,… …jika kau adalah Dewa, untuk apa mengikutiku? Aku mengikutimu? Jelas-jelas kau yang mengikutiku. Aku mengikutimu. Aku mengikutimu, puas? Begini baru benar. Namun, ada satu hal. Seperti keadaan kemarin malam,…

…wanita biasa pasti akan takut sampai pingsan. Namun, kau… Kau menganggap remeh aku, ya? Aku bukanlah wanita biasa. Peramal sudah bilang kekuatan auraku sangat tinggi sejak kecil. Meski selalu bertemu hal yang aneh,… …tapi aku tetap hidup sampai sekarang, ‘kan? Inilah yang disebut orang yang beruntung. Sungguh tidak mudah. Kau masih tidak percaya.

Kuperlihatkan sesuatu padamu. Enak. Untukmu. Sangat menakjubkan, ‘kan? Menakjubkan sekali. Pertama kali kuberi kau hadiah, kau malah membuangnya. Sakit, cukup. Dewa. Cukup, bicarakan baik-baik. Dewa, gawat. Banyak siluman di sekitar sini tiba-tiba hilang tanpa jejak. Siluman hilang. Bukankah itu hal bagus? Dewa, begitu banyak siluman hilang bersamaan,… …ini pasti bukanlah hal kecil.

Bawa aku pergi lihat. Baik, ikut saya. Kalian tidak membawaku? Nona Besar. Kami pergi tangkap siluman. Untuk apa kau ikut? Aku tidak takut. Baik. Terserah padamu. Nanti kau jangan menangis saja. Aku tidak akan menangis. – Jangan-jangan mereka? – Jenderal mengenal mereka? Tidak juga, dulu pernah bertarung. Kau lihat apa ini, ajaib sekali. Qiong Qi?

Jenderal, Anda pernah bertemu siluman ini? Dulu pernah bertarung. Jenderal terlihat lelah dan aura dewa berkurang. Apakah pernah terjadi sesuatu? Hari itu tidak sengaja jatuh ke dalam air. Sehingga pergi mandi. Kekuatanku tercuci habis. Mandi, ya? Tidak apa. Mungkin beberapa bulan lagi akan kembali pulih. Biarkan dia hidup beberapa hari lagi. Apa yang kukatakan?

Kuminta jangan ikut, kau tetap bersikeras ikut. Bagaimana rasanya tidur di lantai, Nona Besar Gao? Aku bersedia, bukan urusanmu. Aku bisa tidur di mana pun yang kumau. Terserah kau mau di mana. Aku sudah mau tidur. Kenapa kau melihatku? Aku tidak melihatmu. Aku lihat matahari di langit. Lihat saja sesukamu.

Kelak meski ingin lihat juga tidak bisa lagi. Kenapa? Kau sudah mau mati? Kaulah yang mau mati. Aku sudah kembali ke Pengadilan Langit. Merasa tidak rela? Siapa yang tidak rela? Aku akan sangat senang jika kau pergi. Aku tidak akan diikuti terus olehmu yang begitu bau. Hei. Hei! Apakah kau akan kembali? Kembali? Tidak mungkin.

Aku tidak ingin tinggal lebih lama di tempat jelek ini. – Dulu aku…- Aku sudah mau tidur. Dulu aku memimpin… Diam! Bian Zhuang busuk. Bian Zhuang jelek. Bian Zhuang jelek. Bian Zhuang busuk. Bian Zhuang jelek. Bian Zhuang busuk. Bian Zhuang jelek. Nona Gao. Di sekitar sini ada banyak siluman, kenapa kau ada di sini?

Bian Zhuang, tidak. Kenapa Dewa tidak bersama denganmu? Bian Zhuang! Kau sudah pulang? Aku mencarimu. Untuk apa mencariku? Peduli padaku? Tentu saja aku peduli padamu. Tidak ada yang menyiapkan makan siang. Mintalah mereka siapkan. Siapkan kepalamu, cepat pergi! Baik. Apa itu? Bukan apa-apa. Ada yang aneh denganmu. Aku melewati sebuah toko.

Kulihat gelangnya cukup cantik, jadi, kubeli. Jika kau suka, kuberikan untukmu. Ini bukanlah gelang biasa. Ini seharusnya… Gelang wanita, ‘kan? Terserah mau atau tidak. Kutanya padamu. Di mana bunga pemberianku? Bunga? Itu… Itu… Kau tidak mau sepatu pemberianku. Kau juga buang bunga pemberianku. Jika kau tidak mau gelang ini, kembalikan saja padaku.

Jangan, hanya sebuah gelang, ‘kan? Kupakai. Akan kupakai, ya? Bian Zhuang. Kau baik-baik saja? Kusiapkan makan untukmu. Xiao Lan. Kau sedang memanggilku? Bian Zhuang. Kutanya padamu. Apakah kau menyukaiku? Aku menyukaimu. Raja. Tian Peng sudah dikelabui oleh gelang yang dibuat dari kuku Anda. Tidak ada lagi yang menghalangi Anda menangkap Nona Gao.

Kesuksesan besar akan segera terwujud. Tian Peng. Kau juga ada hari ini. Akan kubiarkan semua warga desa mati bersamamu. Tuan Besar Liu tiba. Silakan masuk. Selamat. Kepala Zhang dari Toko Penyimpanan Uang Sihai. Tuan Besar Huang tiba. Selamat. Menantumu sungguh… Pria muda yang tampan. Benar, sangat tampan. Silakan masuk. Cepat lari! Tolong! Selamat.

Baik, terima kasih. Selamat. Silakan masuk. Ada siluman, cepat lari! Nona! Ada siluman! Jangan kemari! Kalian mau berbuat apa? Ayah! Selamatkan aku! – Tolong!- Putriku! – Lepaskan aku! – Putriku! Nona Gao! Nona Gao! Nona Gao! Nona Gao! Nona Gao, ada apa denganmu? [Memberkati Rakyat] Tidak disangka hawa iblis Qiong Qi meningkat begitu cepat.

Mungkin 500 kilometer dari sini sudah ditutupi hawa iblisnya. Sekarang tidak ada jejak Jenderal sama sekali. Harus bagaimana ini? Kau jangan melawan lagi. Semakin kau melawan,… …itu hanya akan menambah penderitaanmu. Kau. Ternyata itu kau. Besok Qiong Qi menyelesaikan latihannya. Kau juga bisa bebas sepenuhnya. Gelang itu… …juga bukanlah Gelang Kejujuran. Aku sudah tahu itu.

Qiong Qi. Kalian akan dapat balasan karma. Kalian akan dapat balasan karma. Akan ada yang datang membunuh kalian. Apa yang kau maksud adalah Tian Peng? Aku harus berterima kasih padamu. Jika bukan kau, maka dia tidak akan mati di tanganku. Apa yang sudah kau lakukan padanya? Bian Zhuang. Bian Zhuang.

Kau ingin membunuhku hanya dengan kemampuanmu itu? Apakah kau pantas? Bian Zhuang. Bian Zhuang. Tian Peng. Kau sungguh beruntung. Jika aku beruntung, maka berarti hidupmu akan berakhir. Bian Zhuang. Sepertinya kau yang menyebabkan semua ini. Bukan. Bukan, bukan urusanku. Bukan urusanku. Bunuh dia! Bian Zhuang! Bian Zhuang. Bian Zhuang! Bian Zhuang! Bian Zhuang. Bian Zhuang.

Nona Gao! Cepat pergi. Jika mati di sini, maka kalian tidak akan terlahir kembali lagi. Tidak ada yang bisa pergi hari ini! Di sini ada pertanda kekuatanku. Jika ada yang menyulitkan kalian, berikan padanya. Siluman! Huang Li, jangan! Huang Li! Huang Li. Huang Li, kau baik-baik saja? Huang Li! Huang Li! Muridku!

Qiong Qi, kubunuh kau! Huang Daoji. Itu adalah pil kekuatan Dewa. Cepat berikan pada Dewa. Tidak mungkin, kau… Sekarang Catatan Pahala sudah dipenuhi. Selamat pada Jenderal Tian Peng sudah kembali menjadi Dewa. Pahalamu sudah terkumpul. Bagaimana denganku? Dewa! Catatan Pahala ini… …adalah kesempatan terakhir Anda kembali ke Pengadilan Langit. Pertimbangkanlah lagi.

Kenapa jika tidak bisa kembali ke Pengadilan Langit lagi? Tidak peduli di mana pun,… …aku tetaplah Tian Peng! Ada apa ini? Apa yang terjadi? Kita hidup. Hidup! Tidak mati? Hidup! Bagus sekali! Aku tidak mati! Aku hidup! Bagus sekali! Bagus sekali! [Satu bulan kemudian] Roti pao, roti pao yang panas. Roti pao yang baru matang.

– Manisan buah.- Roti pao. – Roti pao yang panas. – Kau belum bayar. Kubayar nanti. Payung. Roti pao yang panas. Lihatlah. Tuan, mau beli roti pao? Oh iya, mari kita bermain. Baik. Main apa? – Kau perankan Gao Cuilan.- Baik. Aku perankan Jenderal Tian Peng. – Kau perankan Qiong Qi.- Aku tidak mau.

Kalau begitu, kau perankan Huang Daoji. Aku juga tidak mau. Lebih baik aku perankan Dewa Tanah. Kau perankan Dewa Tanah saja. Nak, kenapa jika perankan aku? Tidak pandai bicara sedikit pun. Ayo, ayo pergi. Ayo. – Cepat jalan. – Ayo. – Ayo pergi. – Berhenti. Aku adalah orang baik. – Perankan aku.- Cepat. Ayah.

Nona sudah sadar. Tuan Besar, Nona sudah sadar. Putriku. Putriku, akhirnya kau sadar. Kau menakuti Ayah. Ayah. Putriku, apakah kau merasa tidak enak badan? Sepertinya aku sudah melupakan begitu banyak hal. Tidak masalah. Jika lupa, ingat pelan-pelan saja. Putriku. Ayah, kepalaku sakit. Nona, kenapa tanda lahirmu sudah hilang? Nona, apa permohonan yang kau minta?

Aku berharap… ♪Setelah menemui kali ini, maka tidak perlu bertemu lagi♪ Ambillah untuk beli makanan. Sedang apa kau? Kau jangan pura-pura mati, bangunlah. Jika kau berada di sisiku, maka harus ikuti peraturanku. Aku kira kau sudah dimakan siluman. ♪Melewatkan jodoh♪ Jangan halangi pandanganku. Kau juga seorang siluman. ♪Terpisah jauh♪ ♪Tidak merasakan kerinduan lagi♪

Apakah kau menyukaiku? ♪Tidak mengingat wajahmu lagi♪ Jika kau suka, kuberikan padamu. ♪Jika tidak memiliki apa pun di dunia ini♪ Bian Zhuang. Bian Zhuang. ♪Kenapa rasa sedih memenuhi hati?♪ Apakah kau akan kembali? ♪Jika dunia ini sama sekali tidak ada rasa sedih♪ ♪Hidup ini tidak akan cukup♪ ♪Jika merasa tidak cukup♪

[Tahun itu, di momen itu,…] […keinginanku hanya tersisa satu.] [Yaitu tinggal di alam manusia yang ada dia.] ♪Itu hanyalah semacam kelembutan♪ ♪Jika bisa memahami kelembutan, untuk apa lagi datang ke dunia ini♪ [Karya Yan Yuchao]